Minggu, 16 Maret 2008

Insinyur di Industri Percetakan

Industri percetakan bagi sebagian masyarakat kita mungkin masih terbatas pada pekerjaan menyablon atau tukang buat spanduk. Kegiatan mencetak terbatas pada usaha sederhana dengan memakai tinta dan sedikit peralatan cetak sablon.

Komentar ini didasari dari pembicaraan dari salahsatu teman orangtua saat menceritakan kuliah anaknya di teknik Grafika. Yang disambut dengan komentar ”oo yang jadi tukang cetak itu ya kayak sablon.,” untuk jawaban cepat pasti jawabannya bisa ” iya betul seperti itulah pekerjaannya”.

Percetakan di sebagian negara Asia adalah metode yg sudah lama di pergunakan dan sangat populer di masyarakat luas. Namun metode cetak yg yang dipergunakan untuk tingkat rumahan dan perorangan bukan merupakan teknik cetak yang canggih. Selain harga mesin yg mahal juga masalah pngetahuan mencetak yg terbatas.
Industri percetakan sekarang ini merupakan industri yg sarat teknologi dan sangat rumit. Didukung oleh teknologi digital dan bahan kimia pendukung, memungkinkan industri percetakan menjadi industri yang bernilai investasi tinggi.

Dalam suatu kegiatan industry, tentu didukung oleh sumber daya manusia yang mampu menjalankan dan mengolah industri ini menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat untuk khalayak. Membicaran industri percetakan sudah barang tentu akan berhubungan dengan masalah mesin cetak, kimia bahan tinta, kimia bahan kertas, lay out pabrik percetakan, manajemen percetakan mulai dari prepress, press dan finishing termasuk gudang penyimpanan bahan baku. Menarik hubungan bidang 2x tersebut harus lah SDM yg bergerak dibidang percetakan mampu menganalisa permasalah dan proyek di percetakan. Beberpa insinyur yang berperan antara lain, Insinyur Teknik Industri, Teknik Kimia, teknik mesin, teknik elektro. Dan yang paling sepsifik adalah insinyur industri percetakan.

Menarik garis lurus ttg keberadaan percetakan dengan segala permasalahannya, haruslah dipersiapkan insinyur muda dengan penguasaan beberpa aspek percetakan, seperti, mesin cetak, bahan kimia grafika, dan manajemen pabrik percetakan. Yang paling memungkinkan duet jurusan yang tepat adalah Teknik Grafika dengan teknik Industri. Karena di Teknik Grafika lulusan telah mempelajari aspek 2x percetakan dan di teknik Industri lulusan sudah memahami metode industri sekaligus analisa industri-nya.

Sekian.

[sugeng-endarsiwi]

Tidak ada komentar: